Salah satu warisan budaya leluhur yang perlu dilestarikan adalah bentuk rumah adat. Rumah adat Joglo merupakan bentuk rumah yang berasal dari Jawa Tengah. Pasti kamu sering mendengar nama rumah Joglo, karena bentuk rumah ini memang terkenal. Ketika kamu berkunjung ke daerah Jawa Tengah maka kamu akan menjumpai banyak bangunan dengan desain rumah Joglo.
Rumah Joglo terlihat sederhana namun memiliki kesan tersendiri. Ada banyak rumah makan, tempat penginapan, dan beberapa bangunan lainnya yang menggunakan desain rumah Joglo. Selain itu, saat ini juga banyak orang yang memodifikasi desain Joglo, sehingga terlihat lebih modern.
Sejarah Rumah Joglo
Rumah adat Joglo diambil dari dua kata, yaitu “tajug” dan “loro” dan jika digabungkan berarti menggabungkan dua tajug. Tajug adalah bentuk atap yang menyerupai piramid. Pada zaman dahulu, masyarakat Jawa memilih model atap tersebut karena memiliki bentuk yang menyerupai gunung. Masyarakat percaya bahwa gunung merupakan tempat yang sakral.
Rumah Joglo disusun menggunakan empat tiang utama yang dikenal sebagai saka guru atau soko guru. Filosofi dari empat tiang tersebut merupakan penggambaran kekuatan dari empat penjuru mata angin. Masyarakat meyakini bahwa berlindung di rumah Joglo mampu menghindari bencana. Selain itu, bentuk atap tersebut juga merupakan tanda pujian kepada sang guru.
7 Jenis Rumah Adat Joglo
Rumah Joglo memiliki beberapa jenis dengan ciri khasnya yang berbeda. Beberapa jenis rumah adat Joglo, yaitu:
1. Joglo Sinom
Joglo Sinom memiliki atap dengan empat sisi di mana setiap sisi memiliki tiga tingkat serta satu bubungan. Rumah Joglo ini memakai 36 tiang dan empat tiang yang dipakai merupakan saka guru. Rumah Joglo sinom adalah bentuk pengembangan dari rumah Joglo yang memiliki teras keliling.
2. Joglo Jompongan
Bentuk dari rumah Joglo jompongan merupakan bentuk dasar dari rumah Joglo. Joglo jompongan merupakan rumah dengan denah berbentuk kubus yang yang dilengkapi dengan dua pintu geser.
3. Joglo Pangrawit
Rumah Joglo ini merupakan rumah dengan lambang gantung, atap yang berbentuk kubah dari atap penanggap, serta atap yang ada di atas penanggap. Setiap sudut dalam bangunan rumah Joglo pangrawit memiliki tiang yang juga dikenal dengan nama “saka”.
4. Joglo Mangkurat
Bangunan Joglo mangkurat memiliki bentuk yang mirip dengan Joglo Pangrawit. Jika dibandingkan dengan bangunan Joglo Pangrawit, Joglo Mangkurat memiliki bentuk yang lebih tinggi. Atap Joglo Mangkurat terdiri dari tiga lantai. Pembagian lantai yang ada di Joglo Mangkurat, yaitu lantai atas, pusat penerimaan, serta teras atau dek bawah.
5. Joglo Hageng
Rumah Joglo Hageng memiliki bentuk yang lebih tinggi dikarenakan adanya tambahan atap yang disebut pangerat. Seperti halnya Pendapa Agung Istana Mangkunegaran Surakarta, rumah Joglo Hageng juga dilengkapi dengan tratak keliling.
6. Joglo Lawakan
Joglo Lawakan menggunakan atap yang terdiri dari empat sisi serta dua susun bubungan. Bangunan rumah ini juga memakai 16 tiang dan empat tiang yang digunakan adalah saka guru.
7. Joglo Semar Tinandhu
Joglo Semar Tinandhu merupakan bangunan yang biasa digunakan sebagai gerbang kerajaan atau untuk patung. Saka guru atau tiang utama pada rumah Joglo ini diganti menggunakan dinding penghubung yang membuat atap menjadi lebih tinggi dan lantai bawah atap yang luas.
Ketika berada di bangunan ini akan terasa udara yang lebih dingin dikarenakan atap yang berbentuk miring. Hal tersebut membuat bagian depan dan bagian dalam udara mengalami perbedaan udara.
Keunikan Rumah Adat Joglo
Jika dibandingkan dengan rumah adat lainnya, rumah Joglo memiliki beberapa keunikan dan ciri khas.
Beberapa keunikan dari rumah Joglo, yaitu:
1. Arsitektur Bangunan yang Unik
Rumah adat Joglo memiliki arsitektur bangunan dengan ciri khasnya tersendiri yang unik namun menawan.
Mulai dari bentuk arsitektur, ruangan yang terdapat di dalam rumah, serta fungsi dari setiap ruangan yang ada di dalam rumah memiliki perbedaan yang membuatnya lebih unik.
Selain itu, bangunan rumah Joglo juga menerapkan nilai filosofi Jawa pada setiap bagiannya.
Hal tersebut menjadikan rumah Joglo terasa lebih istimewa dan khas.
2. Memiliki 4 Tiang bangunan
Rumah Joglo selalu dilengkapi dengan tiang utama atau yang disebut sebagai saka guru. Saka guru yang terdapat pada rumah Joglo berjumlah empat tiang.
Saka guru merupakan fondasi penegak atau fondasi utama yang berfungsi sebagai penopang dari keseluruhan bagunan rumah Joglo.
3. Punya Teras yang Luas
Salah satu ciri khas rumah Joglo adalah dilengkapi dengan teras luas dengan ukuran yang cukup luas.
Teras yang luas juga dapat ditemukan pada rumah adat Jawa Tengah lainnya dan memiliki fungsi tersendiri.
Fungsi teras yang luas adalah sebagai tempat untuk melakukan interaksi sosial antara penghuni rumah dengan masyarakat lainnya untuk kepentingan silaturahmi.
4. Dilengkapi dengan Jendela Besar dan Banyak
Pada rumah Joglo juga kamu akan menemukan jendela dengan jumlah yang banyak dan ukuran yang besar.
Bentuk jendela yang besar adalah salah satu warisan dari kolonial Belanda, namun pada rumah Joglo dibuat jendela dengan kombinasi arsitektur khas Jawa.
Jumlah jendela pada rumah Joglo bisa mencapai puluhan yang membuatnya terlihat unik dan berbeda.
5. Terdapat Pager Mangkok
Mungkin kamu tidak pernah terbayang apa itu pager mangkok sebenarnya?
Pager atau pagar pada rumah Joglo tidak terbuat dari bilah bambu. Pager mangkok ini terbuat dari tanaman perdu yang memiliki ketinggian kurang dari satu meter.
Alasan dari tinggi pagar yang tidak lebih dari satu meter adalah agar interaksi antar tetangga atau masyarakat bisa lebih mudah dilakukan.
6. Pintu Utama di Tengah Rumah
Salah satu ciri khas dari rumah Joglo adalah pintu rumah yang terletak di tengah rumah. Pintu utama ini dibangun sejajar dengan ruangan yang berada pada bagian belakang rumah.
Filosofi dari pintu rumah yang terletak di tengah adalah keterbukaan serta kedekatan antara penghuni rumah dengan tamu.
7. Menggambarkan Status Sosial
Keberadaan rumah Joglo juga merupakan bentuk gambar status sosial dari pemilik rumah.
Rumah Joglo dibangun menggunakan material yang mahal dan banyak, seperti kayu jati. Sehingga, total biaya pembangunan rumah Joglo secara keseluruhan juga mahal.
Oleh karena itu, mayoritas dari pemilik rumah Joglo merupakan orang dengan status sosial dan status ekonomi menengah ke atas.
Fungsi Ruangan di Rumah Adat Joglo
Masing-masing ruangan yang ada di rumah Joglo memiliki fungsi dan kegunaannya tersendiri.
Berikut merupakan fungsi dari ruangan yang ada di rumah Joglo, yaitu:
1. Pringitan
Pringitan terletak di antara pendapa dengan rumah bagian dalam atau yang biasa disebut omah njero.
Keberadaan pringitan memiliki fungsi yang cukup sama dengan pendapa yaitu untuk melaksanakan pagelaran seni.
Tetapi, perbedaan antara pringitan dan pendapa ialah pringitan digunakan sebagai jalur masuk.
2. Pendapa
Pendapa berada pada bagian depan rumah.
Namun, tidak semua orang bisa melewati pendapa untuk masuk ke dalam rumah. Pendapa memiliki fungsi sebagai tempat untuk melaksanakan acara formal.
Acara yang biasa dilakukan di pendapa yaitu upacara adat, pertemuan, sampai pagelaran seni.
3. Omah Njero
Rumah bagian dalam pada rumah Joglo dikenal dengan nama omah njero atau omah mburi atau omah ageng.
Dalam bahasa Jawa, “omah” memiliki makna berupa hal yang bersifat domestik, sehingga fungsinya berbeda. Omah njero memiliki fungsi spesifik sebagai tempat tinggal.
4. Emperan
Salah satu ruangan yang menjadi bagian dari rumah Joglo adalah emperan. Emperan merupakan sebuah ruangan yang menjadi perantara antara ruangan pringitan dan omah njero.
Di dalam bagian emperan biasanya akan sebuah meja dengan dua buah kursi kayu. Meja dan kursi tersebut digunakan untuk menyambut tamu yang datang.
Dalam kata lain, emperan memiliki fungsi sebagai ruangan tempat menerima tamu, menggelar kegiatan umum, dan bersantai.
5. Senthong Kiwa
Pada bagian kanan rumah Joglo terdapat ruangan yang disebut senthong kiwa.
Di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa ruangan lagi di bagian dalamnya. Setiap ruangan yang ada di senthong kiwa memiliki fungsi tertentu yang berbeda-beda antar ruangannya.
Beberapa ruangan digunakan sebagai kamar tidur, ruang penyimpanan makanan, gudang, dan untuk keperluan lainnya.
6. Senthong Tengah
Ruangan yang berada pada bagian tengah dalam rumah adalah senthong tengah.
Selain senthong tengah, bagian rumah ini disebut juga dengan nama krobongan, pedaringan, atau boma.
Ruangan ini memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan benda pusaka yang dimiliki oleh keluarga. Hal tersebut dikarenakan ruangan ini terletak jauh di bagian dalam rumah.
7. Senthong Tengen
Bagian rumah senthong tangen adalah bagian rumah yang sama seperti senthong kiwa.
Tidak ada perbedaan pembagain ruangan atau fungsi ruangan.
8. Gandhok
Ruangan terakhir yang ada di rumah adat Joglo adalah gandhok. Gandhok adalah ruangan yang berada di sekeliling bagian samping serta belakang bangunan utama.
Ruangan ini merupakan ruangan tambahan yang dipakai untuk keperluan lainnya yang tidak bisa diakomodasi oleh rumah utama.
Rumah Joglo masih mudah ditemui di banyak tempat, terutama di Jawa Tengah. Sehingga, keberadaan rumah ada ini memang cukup terkenal.
Setiap orang perlu mempelajari kebudayaan daerahnya, salah satunya adalah bentuk rumah adat. Banyak sketsa rumah Joglo yang bisa dimodifikasi ke dalam bentuk bangunan rumah hunian dengan kesan yang lebih modern.
Source : https://ruangarsitek.id/rumah-adat-jogja/
Follow us :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar